Total Tayangan Halaman

Sabtu, 27 November 2010

sistem pendingin


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di Indonesia sekarang ini berjalan sangat cepat dan maju, terutama dalam perkembangan perindustrian di bidang otomotif. Indonesia sebagai bangsa yang memiliki penduduk yang banyak dipandang sebagai lahan yang strategis dalam penjualan kendaraan bermotor dan ini juga berpengaruh positif terhadap industri/perusahaan perakitan, perbaikan atau dikenal dengan ATPM (Agen Tunggal Pemilik Merk).
            PT. Astra International Isuzu sebagai perusahaan ATPM di Indonesia bergerak dalam bidang penjualan kendaraan, perbaikan kendaraan, tentunya memiliki pengalaman yang cukup dalam mengembangkan kualitas dan teknologi perbaikan kendaraan bermotor. Produk kendaraan yang di jual di PT. Astra International Isuzu  adalah: Isuzu Panther, Elf, D-Max, Pick up, Isuzu Elf Microbus . Seperti yang kita ketahui, bahwa produk dari Isuzu merupakan produk kendaraan yang banyak diminati oleh konsumen kendaraan bermotor roda empat, khususnya pengguna kendaraan niaga maupun penumpang, karena memiliki kualitas dan pelayanan di atas produk kendaraan biasa.
            Pengalaman menjual, merakit kendaraan sudah dimiliki PT.Astra International Isuzu sejak tahun 1976, bekal yang cukup untuk dapat bersaing dengan kendaraan-kendaraan yang di datangkan secara CBU (Complete Built Up). Pada sebuah kendaraan Isuzu Panther, kenyamanan dan keselamatan bagi pengendara sangat diperlukan mengingat kendaraan tersebut memiliki reputasi yang tinggi. Maka dari itu, kendaraan Isuzu Panther dilengkapi dengan teknologi sistem pemindah hidrolik yang jauh lebih efektif di bandingkan dengan kendaraan lainnya.
Pada kendaraan tersebut, dipasang sistem kopling hidrolik, yang dapat memberikan kenyamanan dan keselamatan dalam berkendara, baik bagi pengendara maupun bagi kendaraannya sendiri. Pemasangan sistem kopling ini dilakukan dengan sangat hati-hati agar sistem kopling tersebut dapat berfungsi dengan baik. Masalah yang dihadapi dalam sistem kopling hidrolik, yaitu sering terjadinya slip yang berakibat pada kenyamanan dalam berkendara menjadi berkurang, sehingga akan rawan kecelakaan. Diangkat dari permasalahan tersebut, penulis menarik permasalahan tentang, Perbaikan Unit kopling pada Isuzu Panther LS FF – H”.
B.       Landasan Hukum Praktik Kerja Industri (Prakerin)
Praktik Kerja Industri (Prakerin) yang merupakan bagian dari kurikulum di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berlandaskan kepada sejumlah perundang-undangan, antara lain :
1.      PP Nomor 29 Bab 20 Ayat 1 yang berbunyi : “Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan dapat bekerja sama dengan masyarakat terutama dunia usaha dan para dermawan  untuk memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan”.
2.      PP Nomor 39 Baba III pasal 4 butir 8 yang berbunyi : “ peran serta masyarakat dapat berbentuk pemberian kesempatan untuk magang dan atau pelatihan kerja”.
3.      Keputusan Mendikbud Nomor 089/U/1993 Bab IV butir C1 (kurikulum 1994, SMK) yang berbunyi : “Sekolah Menengah Kejuruan dapat Memilih pola penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut :
a.   Menggunakan Unit Produksi (UP) sekolah yang berorientasi secara professional sebagai wahana pelatihan kejuruan.
b.   Melaksanakan sebagian kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan di sekolah dan sebagian lainnya di Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI)
c.   Melaksanakan kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan sepenuhnya di masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri.           

C.       Tujuan Kegiatan Praktek Industri
Praktik Kerja Industri merupakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan melalui pengalaman kerja pada bidang profesi tertentu untuk para siswa SMK bertujuan untuk :
1.        Memperkokoh Link and Mach (keterkaitan dan kesesuaian ) antara program pendidikan di sekolah dan dunia kerja.
2.        Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas dan professional.
3.        Memberika pengalaman dan penghargaan langsung terhadap pengalaman keja sebagai bagian dari proses pendidikan.
4.        Membekali siswa dengan pengalaman sebenarnya dalam dinia keja sebagai persiapan dan bekal awal kemampuan guna menyesuaikan diri dengan DU/DI.
5.        Memantapkan diiplin, percaya diri, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
6.        Mendorong siswa berjiwa interprineur (wirausaha).
7.        Menjajaki penempatan dan lowongan kerja untuk lulusan setelah siswa menyelesaikan program pendidian di bangku sekolah.
8.        Menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian professional dengan tingkat pengetahuan, ketrampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan DU/DI.

D.    Batasan Pelaksanaan Praktek Industri
Pada batasan masalah ini, penulis hanya mengamati dan mempelajari serta tanya  jawab langsung dengan para mekanik tentang masalah yang sering dihadapi oleh para konsumen, khususnya di kopling pada mobil Isuzu Panther Type LS FF – H Melihat dari pernyataan tersebut, penulis menarik permasalahan tentang,“Perbaikan kopling pada kendaraan Isuzu Panther Type LS FF – H”.
Selain itu juga secara umum dilaporkan tentang sistem pengelolaan bengkel di PT. Astra International – Isuzu Sales Operation.

E.     Manfaat Pelaksanaan Praktek Industri
Manfaat pelaksanaan Praktek Industri adalah sebagai berikut:
1.        Siswa dapat mendekatkan kemampuan dan keterampilan yang diperoleh di sekolah dengan perkembangan kebutuhan Industri.
2.        Siswa dapat mempraktekan teori-teori yang telah diperoleh di sekolah terhadap aktifitas kerja yang sebenarnya.
3.        Siswa dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta wawasan dalam service and maintenance suatu kendaraan khususnya kendaraan produk Isuzu.
4.        Siswa dapat menambah pengalaman tentang dunia kerja, karakteristik Industri, peraturan kerja, dan spesifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh sebuah Industri, khususnya di bidang Industri Otomotif.
5.        Siswa dapat mengetahui tentang cara kerja, perawatan, perbaikan, konstruksi sistem kopling hidrolik.

F.      Sistematika Penulisan
BAB I:      Pendahuluan, yang berisikan tentang latar belakang, Landasan Hukum Praktik Kerja Industri (Prakerin), tujuan pelaksanaan Praktek Industri, batasan pelaksanaan Praktek Industri, manfaat pelaksanaan Praktek Industri, dan sistematika penulisan.
BAB II:     Laporan pelaksanaan Praktek Industri, yang berisikan tentang sejarah perusahaan dan struktur organisasi perusahaan, tenaga kerja, fasilitas, sumber daya manusia, produk PT. Astra International Isuzu, peta dan tata letak industri, dan proses service and maintenance.
BAB III: Landasan teori, yang berisikan uraian materi dan gambar yang diambil dari berbagai referensi dijadikan sebagai acuan untuk penulisan pada Bab IV
BAB IV:   Materi kegiatan prakerin, yang berisikan uraian seluruh kegiatan  praktik selama melaksanakan Prakerin yang memuat : jenis/ tipe produk, jenis pekerjaan, tujuan pekerjaan, alat dan bahan yang digunakan, dan langkah kerja beserta gambarnya.
BAB V:     Penutup, yang berisikan kesimpulan dan saran.












BAB II
URAIAN PERUSAHAAN
PT. ASTRA INTERNATIONAL – ISUZU SALES OPERATION

A.  Sejarah Umum Perusahaan
1.   Sejarah Singkat Astra International
PT Astra International Tbk (IDX: ASII) atau lebih dikenal dengan Astra Group adalah salah satu kelompok bisnis terbesar di Indonesia, yang didirikan sejak tanggal 20 Februari 1957. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 April 1990. Saat ini mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Jardine Cycle & Carriage Singapura.
2.   Sejarah singkat isuzu astra indonesia
Sekilas Perusahaan Isuzu di Indonesia sudah mulai dipasarkan sejak tahun 1960, produk yang paling dikenal adalah Isuzu Bison. Pada tanggal 3 Mei 1974 didirikan perseroan dengan nama PT. Pantja Motor oleh PT. Pantja Niaga bersama dengan Ir Rustam Darwis yang berkedudukan di Jakarta. Pada tanggal 6 Mei saham PT. Pantja Motor 100% menjadi milik PT. Pantja Niaga. Di tahun 1988 PT. Unitras Pertama membeli 68% saham PT. Pantja Motor dan sisanya tetap dimiliki oleh PT. Pantja Niaga. Pada tahun 1991 PT. Astra International Tbk menjadi pemilik mayoritas PT. Pantja Motor dengan 75% saham yang dibeli melalui PT. Aryaloka Sentana dari PT Unitras Pertama. Di tahun yang sama Isuzu Panther TBR 52, 2300 cc Diesel Direct Injection diluncurkan ke pasar. Pada tahun 1995, diliuncurkan Isuzu Elf, 2800 cc Diesel Direct Injection. Di tahun 1996 dikeluarkan Isuzu Panther TBR 54, 2500 cc Diesel Direct Injection dan juga Isuzu Borneo, truck kelas medium. Pada tahun itu juga, masuknya investor asing pada PT. Pantja Motor yaitu Isuzu Motors Ltd dan Itochu Corporation.
Di tahun yang sama pula isuzu menyelenggarakan Laga Pantura I yang membuahkan hasil 1 liter solar dapat menempuh jarak 31 km. Di tahun 1997, PT. Pantja Motor mengeksport Isuzu Panther ke Negara Filipina dan Taiwan, dan di tahun 2000 diluncurkan Isuzu New Panther 160, 2500 cc Diesel Direct Injection. Tidak selang lama pada tahun 2001, Isuzu New Panther 160 Touring dikeluarkan oleh PT. Pantja Motor. Pada tahun 2002, Isuzu kembali menyelenggarakan laga Pantura II, dengan memecahkan rekor baru I liter solar untuk 33,87 km. Tahun berikutnya Isuzu menyelenggarakan Laga Wisata Jakarta, dengan memecahkan rekor Muri dengan konvoi kendaraan sejenis (Isuzu Panther) terpanjang 863 unit.
Isuzu menambah jumlah negara untuk export Isuzu Panther, dengan mengirim CKD ke negara Vietnam dan India di tahun 2005. Pada tahun 2007, laga Wisata Surabaya diselenggarakan dengan jumlah peserta 1.022 kendaraan Isuzu Panther. Pada tahun ini juga, Isuzu mencanangkan sebagai tahun untuk Commercial Vehicle. Pada Agustus 2007, gedung head office Isuzu diresmikan, seluruh kegiatan dipindahkan di gedung baru. Akhirnya pada tahun 2008, penanda tanganan DTS (Deed of Transfer of Shares) dilaksanakan pada tgl 4 Februari 2008, saham yang dilepas PT. Arya Kharisma kepada Isuzu Motor Ltd sebanyak 14.88%, sehingga komposisi saham berubah menjadi PT. Arya Kharisma (Astra Internasional) 49,88%, Isuzu Motors Ltd 49.88% dan PT. PPI sebanyak 10.12%. Pada 14 April 2008, melalui RUPS maka diputuskan nama PT. Pantja Motor berubah menjadi PT. ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA.
3.   Sejarah Astra International – Isuzu Sales Operation Bandung
PT. Astra International Tbk – Isuzu Sales Operation adalah anak perusahaan PT. Astra International Tbk (divisi otomotif) yang tergabung dalam kelompok Astra Mobil yang memegang kuasa tunggal pemegang merek Isuzu, berada dalam satu kelompok dengan merek-merek lain seperti Daihatsu, Pegeot, BMW, dan Nissan Diesel.
Divisi-divisi dibentuk untuk memasarkan aneka ragam alat-alat berat, kendaraan bermotor roda empat, peralatan kantor yang perkembangannya semakin cepat, sehingga divisi tersebut satu persatu melepaskan diri menjadi perusahaan-perusahaan baru dan juga memiliki cabang-cabang. Dari divisi-divisi yang berdiri tersebut salah satunya adalah divisi otomotif Isuzu Group. PT. Astra International Tbk – Isuzu Sales Operation ini dikembangkan sejak tahun 1998 dan mulai menspesialisasikan pada perusahaan yang bergerak dibidang penjualan kendaraan merek Isuzu. PT. Astra International Tbk – Isuzu Sales Operation cabang Soekarno Hatta Bandung merupakan distributor kendaraan merek Isuzu.



4.   Sejarah Astra International
1957 :     PT Astra International didirikan.
1965 :     Astra mulai mengimpor alat berat dan mobil dari Amerika Serikat.
1969 :     Astra menjadi distributor tunggal mobil Toyota di Indonesia.
1970 :     Astra ditunjuk sebagai distributor tunggal Motor Honda dan mesin foto kopi Xerox di Indonesia.
1978 :     PT Daihatsu Indonesia didirikan.
1988 :     PT United Tractors didirikan.
1990 :     Astra Internasional terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
1999 :     Astra menandatangani program restrukturisasi hutang.
2000 :     Konsorsium Jardine Cycle & Carriage menguasai 40% saham di Astra.
2004 :     Astra mempercepat pembayaran restrukturisasi hutang.
2005 :   Toyota Astra Finance didirikan untuk mendukung pembiayaan merk Toyota.
2006 :     Surya Artha Nusantara Finance untuk pembiayaan alat berat khususnya  produk United Tractors (UT).
B.  Tenaga Kerja
Karyawan PT. Astra International Tbk – Isuzu Sales Operation cabang Soekarno Hatta bandung terdiri dari pekerja tetap dan pekerja tetap itu terbagi atas beberapa karyawan yaitu:
1.      Kepala cabang, 1 orang
2.      Kepala bengkel 1 orang
3.      Kepala adminitrasi 1 orang
4.      Kepala sales 1 orang
5.      Mekanik 12 orang
6.      Sales and marketing 8 orang
7.      Spare part 3 orang



C.  Fasilitas Penunjang
Karyawan PT. Astra International Tbk – Isuzu Sales Operation cabang Soekarno Hatta bandung merupakan perusahaan yang bertaraf international dan oleh karena itu, perusahaan memberikan fasilitas-fasilitas penunjang kepada karyawannya untuk memberikan kenyamanan dalam bekerja sesuai dengan kesepakatan antara karyawan dan Dinas Tenaga Kerja sebagai pasilitator dengan pihak perusahaan. Fasilitas yang ada bertujuan agar di perolehnya hubungan yang baik antara karyawan dan dan pihak perusahaan.
Fasilitas penunjang yang di sediakan oleh  PT. Astra International Tbk – Isuzu bagi karyawannya diantaranya adalah:
1.      Makan siang
2.      Transportasi
3.      Seragam kerja
4.      Uang kesehatan dan klinik kesehatan
5.      13 bulan gaji
6.      12 hari cuti pertahun dan libur umum
7.      Program pensiun atau dana pensiunan
8.      12 minggu libur atau cuti panjang setelah 6 tahun mengabdi.
D.  Sumber Daya Manusia
PT. Astra International Tbk – Isuzu Sales Operation cabang Soekarno Hatta Bandung memilki kurang lebih 1270 tenaga kerja. Di mana hampir dari keseluruhan tenaga kerja yang ad merupakan tenaga keja warga pribumi. Hal ini perlu diketahui karena mengingat PT. Astra International Tbk – Isuzu Sales Operation cabang Soekarno Hatta Bandung merupakan perusahaan asing yang berada di Indonesia.
Saat ini PT. Astra International Tbk – Isuzu Sales Operation cabang Soekarno Hatta Bandung tengah melaksanakan program alih teknologi dan alih keterampilan yang pada dasarnya merupakan kegiatan pelatihan, pertukaran gagasan dan proses komunikasi antar tenaga kerja Indonesia. Meskipun untuk mendukung program ini masih di perlukan sejumlah tenaga kerja asing yang berpengalaman di bidang tersebut.
Program pengembangan sumber daya manusia yang di jalankan di PT. Astra International Tbk – Isuzu Sales Operation cabang Soekarno Hatta Bandung meliputi keahlian dasar, latihan teknik dan program pengembangan manajemen. Program pengembangan sumber daya manusia keahlian dasar meliputi  bahasa asing yaitu inggris dan jepang, sedangkan program latihan teknik  meliputi berbagai bidang kejuruan. Oleh sebab itu sejumlah tenaga kerja di berikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan di Negara lain  yang telah di tunjuk oleh perusahaan. Program ini di harapkan dapat menyiapkan tenaga kerja Indonesia untuk memperoleh jabatan yang lebih tinggi dan tanggung jawab yang lebih besar serta peralihan teknologi yang maju sebagai tujuan akhir program ini.
E.   Struktur Organisasi Perusahaan
PT. Astra International Tbk – Isuzu Sales Operation cabang Soekarno Hatta Bandung mempunyai struktur organisasi yang formal, yaitu untuk menjamin semua orang yang terlibat di dalamnya dapat melaksanakan tugas yang mengarah pada pencapaian tujuan perusahaan.
Bentuk struktur yang digunakan adalah organisasi garis dimana kekuasaan mengalir langsung dari kepala cabang ke kepala bagian kemudian terus ke bagian-bagian bawahnya. Kepala cabang membawahi sales supervisor, administration head, dan workshop head. Sales supervisor membawahi sales counter dan salesman. Administration head membawahi billing dan inovoicing, PGA, kasir, finance, dan accounting, sales administration, stock administration, dan collector. Stock administration membawahi administrasi gudang. Workshop head bahan, administrasi part, dan BPPI supply. W/S Supervisor membawahi service advisor, kepala regu, dan mekanik BBIT. Kepala regu membawahi mekanik, final inspection, T/A, dan lubing. Administrasi part membawahi local purchase. Seperti dijelaskan pada gambar 1 berikut:
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Isuzu Sales Operation Bandung
(Sumber: Booklet Isuzu Sales Operation, Tim Marketing Isuzu Sales Operation Bandung (2006:20))
Masing-masing bagian berdiri sendiri, maksudnya kepala cabang manjalankan semua fungsi pengawasan dan bagiannya saja. Berikut ini akan diuraikan tugas pokok dan wewenang dari setiap bagian yaitu:
1.    Kepala Cabang, tugas pokoknya yaitu mengontrol samua bagian, baik itu bagian penjualan, keuangan, maupun bengkel. Wewenangnya yaitu menandatangani dokumen pengeluaran dan menilai kinerja bawahannya.
2.    Sales Supervisor, tugas pokoknya yaitu menyusun sasaran penjualan bersama salesman. Wewenangnya yaitu menilai prestasi kerja bawahannya.
3.    Sales Counter, tugas pokoknya yaitu melayani pelanggan yang datang dan menjual kendaraan pada pelanggan.
4.    Salesman, tugas pokonya yaitu menjalankan proses penjualan secara sistematis.
5.    Administration Head, tugas pokoknya yaitu menjaga dan memelihara asset perusahaan. Wewenangnya yaitu menandatangani dokumen pengeluaran bersama kepala cabang.
6.    Billing dan Inovoicing, tugas pokoknya yaitu mencetak faktur penjualan dan kwitansi untuk pelanggan serta memeriksa validasi surat pemesanan. Wewenangnya yaitu menerbitkan kwitansi dan faktur penjualan.
7.    PGA, tugas pokoknya yaitu mengerjakan kelengkapan data-data karyawan, kontrak kerja karyawan, program peminjaman karyawan dan hak cuti karyawan, menyiapkan calon tes karyawan, membuat struktur organisasi di cabang, mengurus surat perijinan, sewa/kontrak untuk kepentingan perusahaan. Wewenangnya yaitu menegur samapai membuat surat peringatan kepada karyawan yang melakukan pelanggaran menghadap ke instansi pemerintah bila diperlukan.
8.    Kasir, tugas pokoknya yaitu menerima uang pembayaran dari pelanggan baik tunai maupun cek/BG, menyetorkan penerimaan uang tunai/cek/BG setiap hari ke bank. Wewenangnya yaitu mengeluarkan uang sesuai dengan BP yang sudah disetujui.
9.    Finance dan Accounting, tugas pokoknya yaitu membuat dan meregister bukti potong pajak dan faktur pajak, membuat rekap bukti potong, Surat Pemberitahuan Masa, dan Surat Setoran Pajak, menyetor dan melaporkan SPM dan SSP serta memeriksa kebenaran dan kelengkapan bukti-bukti untuk BP dan pengembalian titipan. Wewenangnya yaitu menandatangani BP yang sudah lengkap dan bisa dibayar serta mengajukan permintaan faktur pajak tepat waktu ke pusat.
10.  Sales Administration, tugas pokoknya yaitu memonitor dan meregister STNK dan BPKB yang sudah atau belum jadi, menerima pengajuan permohonan BBN dari salesman dan melengkapi pernyataan BBN, mencetak dan meregister faktur polisi. Wewenangnya yaitu menyerahkan STNK dan BPKB yang sudah jadi ke pelanggan dan menerbitkan faktur polisi.
11.   Stock Administration, tugas pokoknya yaitu meregister kendaraan yang akan dikirim dan buku service kendaraan, menginput nomor chassis dan engine yang dipesan oleh pelanggan dan membuat bukti pengeluaran utnuk tagihan ekspedisi, accessories serta karoseri. Wewenangnya yaitu mengatur ekspedisi, mengatur stock yang akan didistribusikan dan mendistribusikan stock ke cabang-cabang dan dealer.
12.  Administrasi Gudang, tugas pokoknya yaitu mengecek, menerima, dan menyimpan setiap unit dari pusat atau cabang lain dan karoseri, mengecek perlengkapan unit dan register ke buku stock, serta memproses klaim untuk unit yang cacat. Wewenangnya yaitu menolak mengeluarkan unit tanpa ijin dari yang berwenang, menerima unit yang masuk dan mengeluarkan unit yang disetujui yang berwenang.
13.  Collector, tugas pokoknya melakukan penagihan ke leasing, pelanggan bengkel, dan mengambil uang ke bank. Wewenangnya yaitu menerima pembayaran dari leasing, pelanggan bengkel, dan bank.
14.  Workshop Head, tugas pokoknya yaitu bertanggung jawab dalam pengelolaan bengkel. Wewenangnya yaitu menentukan penilaian prestasi bawahan.
15.  W/S Supervisor, tugas pokoknya yaitu betanggung jawab atas pekerjaan mekanik sesuai standar kualitas. Wewenangnya yaitu menerima atau menolak warranty klaim dari customer.
16.  Service Advisor, tugas pokoknya yaitu menerima, melayani pelanggan dengan ramah sesuai dengan nomor urut pelanggan, mencatat semua keluhan pelanggan, dan menganalisa dengan cara pengamatan langsung ke fisik kendaraan, jika perlu test route. Wewenangnya yaitu mengarahkan pelanggan untuk kembali lagi ke bengkel.
17.  Kepala Regu, tugas pokoknya yaitu mengawasi dan mengontrol pekerjaan mekanik. Wewenangnya yaitu menegur mekanik dari segi kerja dan kebersihan.
18.  Mekanik, tugas pokoknya yaitu meminta, mengambil bahan/suku cadang yang dibutuhkan dalam pekerjaan perbaikan setelah disetujui kepala regu dan menjaga, memelihara peralatan bengkel.
19.  Final Inspection, yaitu melakukan pengecekan ulang.
20.  T/A , tugas pokoknya yaitu membuat atau mengusulkan jadwal training.
21.  Lubing, yaitu penggantian oli.
22.  Mekanik BBIT, tugas pokoknya yaitu mendatangi pelanggan sesuai dengan order dari coordinator BBIT. Wewenangnya yaitu menandatangani dokumen operasi BBIT.
23.  Kasir, tugas pokoknya yaitu menerima pembayaran dari pelanggan dan tagihan dari collector, membuat bukti penerimaan dan pengeluaran kas serta membuat laporannya, menjaga keamanan jumlah uang yang ada di kas.
24.  Administrasi Umum, tugas pokoknya yaitu bertanggung jawab terhadap pembukuan, mempersiapkan dan menulis faktur, dan bertanggung jawab atas persiapan pembayaran gaji.
25.  Administrasi Bahan, tugas pokoknya bertanggung jawab terhadap penggunaan dan pengaturan peralatan dan perlengkapan, menyerahkan dan menerima kembali peralatan dan perlengkapan SST (Service Special Tool) yang dibutuhkan oleh mekanik.
26.  Administrasi Part, tugas pokoknya yaitu menyusun target stock dan penjualan suku cadang bengkel. Wewenangnya yaitu menunjuk supplier accessories tool pembelian luar sesuai kebutuhan.
27.  Local Purchase, tugas pokoknya yaitu menjaga posisi stock agar siap dan seimbang.
28.  BPPI Supply, tugas pokoknya yaitu membuat nota kontan atas permintaan atau pembelian suku cadang oleh pelanggan.
G.    Produk PT. Isuzu Astra International
Produk dari PT. Isuzu Astra International yaitu kendaraan penumpang dan kendaraan niaga.
1.        PANTHER
a.         SMART - H
b.        SMART - FF H
c.         LV - H
d.        LV FF - H
e.         ADVENTURE - H
f.          LS FF - H
g.          TOURING - H
h.         GRAND TOURING -H
2.        PICKUP
a.         PICK TURBO
b.        PICK UP TURBO FLAT DECK
c.         PICK UP TURBO GD 3 WAY
3.        D-MAX
a.         SINGLE CAB
b.        DOUBLE CAB
c.         RODEO LS
4.        ELF (N Series)
a.         NHR55 C/C E2, 95 PS
b.        NHR55 C/O E2, 95 PS
c.         NKR55 C/C E2, 95 PS
d.        NKR55 C/O E2, 95 PS
e.         NKR55L C/O E2 100 PS
f.          NKR71 C/C E2 120 PS
g.         NKR71 HD E2 120 PS
5.        ISUZU ELF MICROBUS
a.         NHR55 Mikrobus E2 Hatchback
b.        NKR55 Mikrobus E2 Full Hatchback












H.    Peta dan Tata Letak Industri
Gambar 2.2.1 Peta Perusahaan PT. Astra International – Isuzu
Sales Operation Bandung


Gambar 2.2.2 Denah Perusahaan PT. Astra International – Isuzu
Sales Operation Bandung
(sumber: Dokumentasi)

I.       Isuzu Panther Type LS FF – H
Isuzu Panther adalah kendaraan Diesel serba guna yang dibuat Isuzu Motors di Indonesia untuk pasar Asia. Model ini sangat cocok untuk membawa banyak penumpang atau barang. Panther dirancang sesuai dengen kondisi iklim, kondisi jalan, serta cocok dengan budaya setempat yang bersifat kekeluargaan. Kompetitor yang mirip dengannya ialah Toyota Kijang dan Mitsubishi Kuda
Sejak tahun 2000 beredar Isuzu Panther generasi ke-3 dengan kode produksi TBR-541, diawali dengan generasi pertama tahun 1991 sampai tahun 1996 dengan kode produksi TBR-52 dan generasi kedua tahun 1996 sampai tahun 2000 dengan kode produksi TBR-54.
Isuzu panther pertama kali dikembangkan di Jepang dengan kode AUV (Asian Utility Vehicle), selain di Indonesia juga diproduksi di Filipina dengan nama Isuzu Crosswind, di Vietnam dengan nama Isuzu Hi-Lander dan di India dengan nama Chevrolet Tavera.

Gambar 2.3 Isuzu Panther LS FF – H
sumber: http://www.isuzu-astra.com)
1        Spesifikasi Isuzu Panther LS FF – H

Dimensi
ØPanjang keseluruhan
ØLebar keseluruhan
Ø Tinggi keseluruhan
ØJarak Poros Roda
ØJarak Pijak Roda Depan
ØJarak Pijak Roda Belakang

4476  mm
1680  mm
1765  mm
2680  mm
1445  mm
1420  mm
Berat  
ØGross Vehicle Weight      

2170 Kg
Mesin  
ØModel / Tipe      
ØSistem injeksi bahan bakar
ØIsi silinder
ØTenaga maksimum PS/rpm
ØTorsi maksimum Kgm/rpm
ØGaris tengah x langkah Kgm/rpm
ØKapasitas Tangki            

4JA1-L
Direct Injection
cc 2.449
80 / 3500
19.5 / 1800
93 x 32

55 Liter
Transmisi  
ØModel                
ØPerbandingan gigi 1  
ØPerbandingan gigi 2  
ØPerbandingan gigi 3  
ØPerbandingan gigi 4  
ØPerbandingan gigi 5  
Ø mundur  

MSG5K
4,122
2,493
1,504
1.000
0,855
3,720
Tabel 2.1 Spesifikasi Isuzu Panther LS FF – H
(sumber: http://www.isuzu-astra.com)












J. Proses Service
Gambar 2.4 Flow of Service Diagram
(sumber: Dokumentasi)

A.  Pengisian Format Antrian
Mobil yang akan di service harus mengisi format antrian di bagian keamanan. Format antrian merupakan prosedur yang harus dilakukan customers sebelum konfirmasi ke SA. Di dalam format antrian ini terdapat beberapa poin yang harus diisi, antara lain:
1)   Tanggal masuk kendaraan.
2)   Nomor antrian.
3)   Nomor kendaraan.
4)   Jarak tempuh.
5)   Waktu masuk kendaraan.
B.   Konfirmasi Keluhan ke SA (Service Advisor)
Pelanggan melakukan konfirmasi ke SA mengenai keluhan atau masalah pada kendaraan pelanggan tersebut. SA akan membuatkan PKB (Perintah Kerja Bengkel) dan melakukan pemeriksaan awal pada kendaraan sebelum kendaraan diserahkan ke kepala regu. Setelah itu SA memberikan PKB kendaraan tersebut kepada kepala regu dan kepala regu akan membawa kendaraan itu ke stall, yang kemudian diserahkan kepada mekanik untuk diperbaiki.
C.  Finishing
Finishing di dalamnya terdapat bagian-bagian yang harus dilakukan, antara lain:
a.   Mekanik memberitahukan kepada kepala regu untuk mobil yang sudah selesai diperbaiki.
b.   Kepala regu dan mekanik melakukan test drive.
c.   Kepala regu mengkonfirmasi kepada SA untuk mobil yang sudah selesai.
d.   SA akan memberikan perincian biaya yang harus dibayar oleh pelanggan.
e.   Pelanggan membayar biaya tagihan ke kasir.
f.    Setalah pembayaran pelanggan bisa membawa kendaraannya.






BAB III
LANDASAN TEORI
1.      Alasan Diperlukannya Sistem Pendingin Mesin
Menurut neraca panas, pada motor bakar hanya akan diperoleh sekitar 25 persen hasil pembakaran bakar yang dapat diubah menjadi energi mekanik. Sebagian besar panas akan keluar melalui gas buang (kira-kira 34 persen), melalui sistem pendinginan (kira-kira 32 persen) dan sisanya akan melalui kerugian pemompaan dan gesekan.





Gambar 1. Neraca panas pada mesin
Berdasarkan neraca panas di atas maka fungsi pendinginan pada motor menjadi penting, karena panas yang akan terserap oleh sistem pendinginan dapat mencapai 32 persen.
Bila mesin tidak didinginkan akan terjadi pemanasan yang lebih (overheating) dan akan mengakibatkan gangguan-gangguan sebagai berikut:
a.      Bahan akan lunak pada suhu tinggi. Contoh: torak yang terbuat dari logam paduan aluminium akan kehilangan kekuatannya (kira-kira sepertiganya) pada suhu tinggi (300ºC), bagian atas torak akan berubah bentuk atau bahkan mencair.
b.      Ruang bebas (clearance) antara komponen yang saling bergerak menjadi terhalang bila terjadi pemuaian karena panas berlebihan. Misalnya torak akan memuai lebih besar (karena terbuat dari paduan aluminium) daripada blok silinder (yang terbuat dari besi tuang)  sehingga gerakan torak menjadi macet.
c.      Terjadi tegangan termal, yaitu tegangan yang dihasilkan oleh perubahan suhu. Misalnya cincin torak yang patah, torak yang macet karena adanya tegangan tersebut.
d.      Pelumas lebih mudah rusak oleh karena panas yang berlebihan. Jika suhu naik sampai 250 ºC pada alur cincin, pelumas berubah menjadi karbon dan cincin torak akan macet sehingga tidak berfungsi dengan baik, atau cincin macet (ring stick). Pada suhu 500  ºC pelumas berubah menjadi hitam, sifat pelumasannya turun, torak akan macet sekalipun masih mempunyai ruang bebas.
e.      Pembakaran tidak normal. Motor bensin cenderung untuk terjadi ketukan (knocking).
 Sebaliknya bila motor terlalu dingin akan terjadi masalah, yaitu:
a.      Pada motor bensin bahan bakar akan sukar menguap dan campuran udara bahan bakar m,enjadi gemuk. Hal ini menyebabkan pembakaran menjadi tidak sempurna.
b.      Pada motor diesel bila udara yang dikompresi dingin akan mengeluarkan asap putih dan menimbulkan ketukan dan motor tidak mudah dihidupkan.
c.      Kalau pelumas terlalu kental, akan mengakibatkan motor mendapat tambahan tekanan
d.      Uap yang terkandung dalam gas pembakaran akan terkondensasi pada suhu kira-kira 50 ºC
2.      Macam-Macam Sistem Pendingin
a.      Sistem Pendinginan Udara
1)     Pendinginan oleh aliran udara secara alamiah.
Pada sistem ini panas yang dihasilkan oleh pembakaran gas dalam ruang bakar sebagian dirambatkan keluar dengan menggunakan sirip-sirip pendingin (cooling fins) yang dipasangkan di bagian luar silinder (Gambar 2). Pada tempat yang suhunya lebih tinggi yaitu pada ruang bakar diberi sirip pendingin yang lebih panjang daripada sirip pendingin yang terdapat di sekitar  silinder yang suhunya lebih rendah.   



  

Gambar 2. Pendinginan Udara Secara Alamiah
                     2)     Pendinginan oleh tekanan udara
Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin harus berbentuk aliran atau udaranya hrus mengalir agar suhu udara di sekitar sirip tetap rendah sehingga penyerapan panas tetap berlangsung sempurna. Hal ini dapat dicapai dengan jalan menggerakkan sirip pendingin atau udaranya. Bila sirip pendingin yang digerakkan atau mesinnya bergerak seperti pada sepedamotor. Pada mesin stasioner aliran udaranya diciptakan dengan cara menghembuskannya melalui blower yang dihubungkan langsung dengan poros engkol Gambar 3 menunjukkan pendinginan udara menggunakan kipas/blower yang terpasang pada roda gila (flywheel fan), yang dianggap tidak efisien karena tanpa pengarah aliran (shroud). Agar aliran udara pendingin lebih dapat mendinginkan sirip-sirip digunakan pengarah (Gambar.4)




                                               

Gambar 3. Kipas udara pada roda gila
 




Gambar 4. Kipas pada roda gila dengan pengarah aliran

b.      Sistem Pendinginan Air
Pada sistem ini sebagian panas dari hasil pembakaran dalam ruang bakar diserap oleh air pendingin setelah melalui dinding silinder. Oleh karena itu di luar silinder dibuat mantel air  (water jacket).  Pada sistem pendinginan air ini air harus bersirkulasi. Adapun sirkulasi air dapat berupa 2 (dua) macam, yaitu:
a.      Sirkulasi alamiah/Thermo-syphon
b.      Sirkulasi dengan tekanan
Pada sistem pendinginan air dengan sirkulasi alamiah, air pendingin akan mengalir dengan sendirinya yang diakibatkan oleh perbedaan massa jenis air yang telah panas dan air yang masih dingin (Gambar 5). Agar air yang panas dapat dingin, maka sebagai pembuang panas dipasangkan radiator (Gambar 6). Air yang berada dalam mantel air dipanaskan oleh hasil pembakaran sehingga suhunya naik, sehingga massa jenisnya akan turun dan air ini didesak ke atas oleh air yang masih dingin dari radiator. Agar pembuangan panas dari radiator terjadi sebesar mungkin maka pada sistem pendingin dilengkapi juga dengan kipas yang berfungsi untuk mengalirkan udara pada radiator agar panas pada radiator dapat dibuang atau diserap udara.



            Gambar 5. Prinsip sirkulasi alamiah         Gambar 6. Sirkulasi alamiah  di mesin
Pada sirkulasi dengan tekanan pada prinsipnya sama dengan sirkulasi alam, tetapi untuk mempercepat terjadinya sirkulasi maka pada sistem dipasang pompa air (Gambar 7)

 


 Gambar 7. Sirkulasi dengan tekanan

3.      Proses Pendinginan Pada Mesin
Pada mesin bensin ataupun pada mesin diesel proses pendinginan tergantung pada sistem pendinginan yang digunakan. Pada pendinginan udara, panas akan berpindah dari dalam ruang bakar melalui kepala silinder, dinding silinder dan piston secara konduksi. Selanjutnya yang melalui dinding dan kepala slinder, panas akan berpindah melalui sirip-sririp (fins) dengan cara konveksi ataupun radiasi di luar silinder.
Pada pendinginan air secara alamiah, proses perpindahan panas/pendinginan melalui perubahan massa jenis air yang menurun karena panas selanjutnya air akan berpindah secara alamiah berdasarkan rapat massa sehingga terjadi sirkulasi alamiah untuk pendinginannya. Untuk mempercepat pembuangan panas pada sistem pendinginan air dipasangkan radiator. Melalui radiator ini  panas akan dibuang ke udara melalui sirip-sirip radiator. Pada pendinginan air dengan tekanan, sirkulasi akan dipercepat oleh putaran kipas pompa sehingga sirkulasi air pada sistem ini akan lebih baik.
4.  Bagian-Bagian Sistem Pendingin Air
Bagian-bagian sistem pendinginan air yang penting dan perlu dipelihara/diservis adalah: Radiator, Tutup radiator, Pompa air, Kipas, Katup termostat, Tangki reservoir

a.       Radiator
Radiator pada sistem pendinginan berfungsi untuk mendinginkan air atau membuang panas air ke udara melalui sisrip-sirip pendinginnya. Konstruksi radiator dapat dilihat pada gambar 8.

  
 




 Gambar 8. Konstruksi radiator
Konstruksi radiator terdiri dari:
1)     Tangki atas
Tangki atas  berfungsi untuk menampung air yang telah panas dari mesin. Tangki atas dilerngkapi dengan lubang pengisian, pipa pembuangan dan saluran masuk dari mesin. Lubang pengisian harus ditutup dengan tutup radiator. Pipa pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air dalam sistem pendinginan yang disebabkan oleh ekspansi panas dari air keluar atau ke tangki reservoir. Saluran masuk ditempatkan agak keujung tangki atas.  
2)     Inti radiator (radiator core)
Inti radiator berfungsi untuk membuang panas dari air ke udara agar suhu air lebih rendah dari sebelumnya. Inti radiator terdiri dari pipa-pipa air untuk mengalirka air dari tangki atas ke tangki bawah dan sisrip-sirip pendingin untuk membuang panas air dalam pipa-pipa air. Udara juga dialirkan diantara sirip-sirip pendingin agar pembuangan panas secepat mungkin. Warna inti radiator dibuat hitam agar pepindahan panas radiasi dapat terjadi sebesar mungkin. Besar kecilnya inti radiator tergantung pada kapasitas mesin dan jumlah pipa-pipa air dan sisrip-siripnya
3)     Tangki bawah
Tangki bawah berfungsi untuk menampung air yang telah didinginkan oleh inti radiator dan selanjutnya disalurkan ke mesin melalui pompa. Pada tangki bawah juga dipasangkan saluran air yang berhubungan dengan pompa air dan saluran pembuangan untuk membuang air radiator pada saat membersihkan radiator dan melepas radiator.                     
b.      Tutup Radiator
Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan titik didih air pendingin  dengan jalan menahan ekspansi air pada saat air menjadi panas sehingga tekanan air menjadi lebih tinggi daripada tekanan uadar luar. Di samping itu pada sistem pendinginan tetrutup, tutup radiator berfungsi untuk mempertahankan air pendingin dalam sistem meskipun dalam keadaan dingin atau panas. Untuk maksud tersebut tutup radiator dilengkapi dengan katup pengatur tekanan (relief valve) dan katup vakum (Gambar 9).





Gambar 9. Konstruksi tutup radiator

Cara kerja katup-katup pada tutup radiator adalah sebagai berikut:
Pada saat mesin dihidupkan suhu air pendingin segera naik dan akan menyebabkan kenikan volume air sehingga cenderung keluar saluran pengisian radiator. Keluarnya air tersebut ditahan oleh katup pengatur tekanan sehingga tekanan naik. Kenaikan tekanan akan menaikkan titik didih air yang berarti mempertahankan air pendingin dalam sistem. Bila kenaikan suhu sedemikian rupa  sehingga menyebabkan kenaikan volume air yang berlebihan, tekanan air akan melebihi tekanan yang diperlukan dalam sistem. Karenya air akan mendesak katup pengatur tekanan untuk membuka dan air akan keluar melalui katup ini ke pipa pembuangan. (Gambar 10a).
Pada saat suhu air pendingin turun akan terjadi penurunan volume, yang akan menyebabkan terjadinya kevakuman dalam sistem yang selanjutnya akan membuka katup vakum sehingga dalam sistem tidak terjadi kevakuman lagi (Gambar 10b). Sistem yang menggunakan tangki reservoir, kevakuman akan diisi oleh air sehingga air dalam sistem akan tetap (Gambar 11). Bila sistem tidak menggunakan tangki reservoir maka yang masuk adalah udara.






              (a)                                                              (b)
Gambar 10. Kerja katup pengatur tekanan dan katup vakum




Gambar 11. Radiator dengan tangki reservoir
c.      Pompa Air
Pompa air berfungsi untuk menyirkulasikan air pendingin dengan jalan  membuat perbedaan tekanan antara saluran isap dengan saluran tekan pada pompa. Pompa air yang biasa digunakan adalah pompa sentrifugal. Pompa air ini digerakkan oleh mesin dengan bantuan tali kipas (“V” belt) dan puli dengan perbandingan putaran antara pompa air dengan mesin sekitar 0,9 sampai 1,3. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengalirkan air pendingin sesuai dengan operasi mesin  (Gambar 12)




Gambar 12. Konstruksi pompa air
Pompa ini terdiri dari: (a) Poros, (b) Impeller, dan (c) Water seal
d.      Kipas Pendingin
Kipas berfungsi untuk mengalirkan udara pada inti radiator agar panas yang terdapat pada inti radiator dapat dipancarkan ke udara dengan mudah. Kipas pendingin dapat berupa kipas pendingin biasa (yang diputarkan oleh mesin) atau kipas pendingin listrik. Kipas pendingin biasa digerakkan oleh putaran puli poros engkol. Poros kipas biasa sama dengan poros pompa air sehingga putaran kipas sama dengan putaran pompa.
Pada kipas pendingin listrik digerakkan oleh motor listrik akan menghasilkan efisiensi pendinginan yang lebih baik (terutama pada kecepatan rendah dan beban berat) dan membantu pemanasan awalair pendingin yang lebih cepat, penggunaan bahan bakar yang lebih hemat, dan mengurangi suara berisik (Gambar 13).



               Gambar 13. Penggerak kipas dengan motor listrik
Adapun cara kerja kipas pendingin listrik sebagai berikut:
(Lihat gambar 14)



                    Gambar 14. Cara kerja kipas pendingin listrik
Bila suhu air pendingin dibawah 83 ºC temperature switch ON dan relay berhubungan dengan masa. Fan relay coil terbuka dan motor tidak bekerja.
Bila suhu air pendingin di atas  83 ºC, temperature switch akan OFF dan sirkuit relay ke masa terputus. Fan relay tidak bekerja, maka kontak poin merapat dan kipas mulai bekerja.
e.      Katup Termostat
Katup termostat berfungsi untuk menahan air pendingin bersirkulasi  pada saat suhu mesin yang rendah dan membuka saluran adri mesin ke radiator pada saat suhu mesin mencapai suhu idealnya. Katup termostat biasanya dipasang pada saluran air keluar dari mesin ke radiator yang dimaksudkan agar  lebih mudah untuk menutup saluran bila mesin dalan keadaan dingin dan mebuka saluran bila mesin sudah panas.
Ada 2 tipe termostat, yaitu tipe bellow dan tipe wax. Kebanyakan termostat yang digunakan adalah tipe wax. Di samping itu termostat tipe wax ada yang menggunakan katup by pass dan tidak menggunakan katup by pass.







Gambar 15. Termostat tipe wax
 Cara kerja katup termostat adalah sebagai berikut:
Pada saat suhu air pendingin rendah katup tertutup atau saluran dari mesin ke radiator terhalang oleh wax (lilin) yang belum memuai. Bila suhu air pendingin naik sekitar 80 sampai dengan 90 derajat Celcius maka lilin akan memuai dan menekan karet. Karet akan berubah bentuk dan menekan poros katup. Oleh karena posisi poros tidak berubah maka maka karet yang sudah berubah tersebut akan membawa katup untuk membuka (Gambar 16) .



Gambar 16. Katup termostat pada saat suhu 80-90 ºC
Untuk menghindari terjadinya tekanan air yang tinggi pada saat katup termostat tertutup, pada saluran di bawah katup dibuatkan saluran ke pompa air yang dikenal dengan saluran pintas (by pass). Lihat gambar 17.

 



Gambar 17. Termostat dengan katup by pass
Cara kerja katup by pass pada termostat dapat dilihat pada sistem pendingin mesin pada saat dingin dan panas (Gambar 18 dan gambar 19)



         Gambar 18. Termostat dengan katup by pass pada saat dingin
 





Gambar 19. Termostat dengan katup by pass pada saat panas    
  1. Pemeliharaan/Servis Sistem Pendingin Air
a.      Pemeliharaan/servis  Radiator dan tutup radiator.
Bagian-bagian radiator dapat dilihat pada gambar  20.






                           Gambar 20. Bagian-bagian radiator
Pemeriksaan dan Perbaikan radiator dilakukan sebagai berikut:
1)     Pemeriksaan pipa-pipa dan bagian yang disolder pada tangki atas dan bawah dari kemungkinan bocor, kalau perlu diperbaiki atau diganti
2)     Periksa sirip dan inti radiator dan perbaiki sirip yang menghambat saluran air dengan menggunakan obene pipih (Gambar 21)
 





                Gambar 21.  Memperbaiki sirip pada radiator




BAB IV
MATERI KEGIATAN PRAKERIN
1.      Pemeriksaan dan Penggantian Media Pendingin
Pemeriksaan media pendingin meliputi pemeriksaan kapasitas dan kualitas media pendingin. Pemeriksaan kualitas pendingin meliputi pemeriksaan terhadap endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi radiator. Adapun pemeriksaan kualitas dan kapasitas media pendingin dapat dilakukan sebagai berikut :
a.      Pemeriksaan kapasitas media pendingin
Kapasitas air pendingin dapat dilihat pada tangki cadangan (reservoir tank). Permukaan media pendingin harus berada diantara garis LOW dan FULL dalam keadaan mesin dingin. Apabila jumlah air pendingin kurang, periksa kebocoran dan tambahkan media pendingin sampai garis FULL.
b.     Pemeriksaan dan penggantian kualitas media pendingin
Endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi radiator harus sedikit. Apabila media pendingin terlalu kotor atau banyak mengandung karat (berwarna kuning) harus dilakukan penggantian dengan cara sebagai berikut :
1)     Melepas tutup radiator. Pada saat membuka tutup radiator, mesin harus dalam keadaan dingin. Apabila tutup radiator dibuka dalam keadaan panas, cairan dan uap yang bertekanan akan menyembur keluar.
2)     Mengeluarkan media pendingin melalui lubang penguras dengan cara mengendorkan atau melepas baut penguras.
3)     Menutup lubang penguras, kemudian isilah dengan media pendingin berupa ethylene glycol base yang baik dan campurlah sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya. Pendingin yang dianjurkan ialah yang mengandung ethylene glycol base lebih dari 50 % tetapi tidak lebih dari 70 %). Media pendingin tipe alcohol tidak disarankan dan harus dicampur dengan air sulingan.
4)     Memasang tutup radiator
5)     Menghidupkan mesin dan periksa kebocoran
6)     Memeriksa permukaan media pendingin dan tambahkan jika diperlukan.
2.      Pelepasan, Pemeriksaan dan Penggantian Pompa Air
Pompa air perlu diperiksa apabila air dalam sistem pendingin tidak bersirkulasi, karena fungsi pompa air adalah untuk menekan air pendingin sehingga dapat bersirkulasi didalam sistem. Gejala yang ditimbulkan apabila pompa air tidak bekerja adalah temperatur mesin naik dengan cepat pada saat mesin hidup. Pompa air juga perlu diganti apabila seal perapat telah aus atau sudah tidak mampu menahan tekanan air. Dalam kenyataannya seringkali seal pompa tidak tersedia di pasaran, sehingga apabila terjadi kebocoran air akibat seal pompa, maka harus mengganti unit pompa secara keseluruhan. Untuk melepas pompa dari sistem pendingin sebaiknya mengikuti prosedur yang benar. Demikian pula pelepasan komonen-komponen pompa. Pelepasan dan pemasangan komponen yang tidak benar akan mengakibatkan kerja pompa tidak optimal. Selanjutnya dalam kegiatan belajar ini akan dibahas berturut-turut prosedur pelepasan, pemeriksaan dan pemasangan pompa air.
a.      Prosedur pelepasan pompa air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1)     Mengeluarkan media pendingin mesin
2)     Melepas tali kipas, kipas, kopling fluida (jika ada) dan puli pompa air dengan prosedur sebagai berikut :
a)           Merentangkan tali kipas dan mengendurkan mur pengikat tali kipas
b)           Mengendorkan pivot dan baut penyetel, alternator, kemudian lepas tali kipas.
c)            Melepas mur pengikat kipas dengan kopling fluida dan puli
d)           Melepas mur pengikat kipas dari kopling fluida
3)     Melepas pompa air 
b.      Pemeriksaan komponen pompa air:
1)     Pemeriksaan pompa air dapat dilakukan dengan cara memutar dudukan puli dan mengamati bahwa bearing pompa air tidak kasar atau berisik. Apabila diperlukan, bearing pompa air harus diganti.




Gambar 1.  Pemeriksaan pompa air
2)     Pemeriksaan kopling fluida dari kerusakan dan kebocoran minyak silicon.
Gambar 2.  Pemeriksaan kopling fluida
 c.      Prosedur pelepasan komponen pompa air :
Komponen pompa air terdiri atas: bodi pompa, dudukan puli, bearing, satuan seal, rotor, gasket dan plat (lihat gambar 3). Nama komponen yang diberi tanda  ◊ adalah komponen yang tidak dapat digunakan lagi setelah dilakukan pelepasan komponen.
Gambar 3.  Komponen pompa air
Adapun prosedur pelepasan komponen pompa air adalah sebagai berikut :
1)     Melepas plat pompa dengan cara melepas baut pengikatnya (lihat gambar 4)

Gambar 4.  Cara melepas plat
 2)     Melepas dudukan puli dengan menggunakan SST dan pres, tekan poros bearing dan lepas dudukan puli
Gambar 5. Cara melepas  dudukan Puli
3)   Melepas bearing pompa dengan cara sebagai berikut :
a)     Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai suhu 75° – 85°  C
b)     Menekan poros bearing dan melepas bearing dan rotor dengan menggunakan SST dan press
4)   Melepas rakitan seal dengan menggunakan SST dan pres
d.      Prosedur perakitan komponen pompa air :
1)     Memasang bearing pompa dengan cara sebagai berikut :
a)     Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai suhu 75° – 85°  C
b)     Menggunakan SST dan pres, tekan poros bearing dan lepas bearing dan rotor. Permukaan bearing harus rata dengan bodi pompa.
2)     Memasang seal pompa dengan cara sebagai berikut :
a)     Oleskan seal pada seal baru dan bodi pompa
b)     Menggunakan SST dan pres, pasang seal
3)     Memasang dudukan puli menggunakan SST dan pres pada   poros bearing pompa.
4)     Memasang rotor menggunakan press pada poros bearing pompa. Permukaan rotor harus rata dengan permukaan poros bearing
5)     Memasang plat pompa, periksa bahwa rotor tidak menyentuh plat pompa.
6)     Memeriksa bahwa pompa air berputar lembut.
3.      Pelepasan, Pemeriksaan dan Pemasangan Thermostat
a.      Prosedur pelepasan thermostat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1)     Mengeluarkan media pendingin mesin
2)     Melepas saluran air keluar (selang karet atas)
3)     Melepas tutup rumah thermostat, kemudian mengeluarkan thermostat dari rumahnya. 
Gambar 6.  Melepas tutup thermostat 
b.      Pemeriksaan thermostat, dengan cara sebagai berikut :
1)     Mencelupkan thermostat ke dalam air dan panaskan air secara bertahap, kemudian periksa temperatur pembukaan katup.




Gambar 7.  Memeriksa kerja thermostat               
Temperatur pembukaan katup : 80° - 90° C. Jika tempera-tur pembukaan katup tidak sesuai dengan spesifikasi, thermostat perlu diganti.
2)     Memeriksa tinggi kenaikan katup. Jika kenaikan katup tidak   sesuai dengan spesifikasi, maka termostat perlu diganti. Spesifikasi kenaikan katup pada 95° C : 8 mm atau lebih.

Gambar 8.  Pemeriksaan tinggi kenaikan katup 
c.      Prosedur pemasangan thermostat dengan cara sebagai berikut :
1)     Memasang gasket baru pada thermostat



 Gambar 9. Memasang gasket baru 
2)     Meluruskan jiggle valve pada thermostat dengan tanda di sisi kanan dan masukkan ke dalam rumah saluran. Posisi jiggle valve dapat digeser, 10° ke kiri atau ke kanan dari  tanda.
3)     Memasang saluran air keluar.



  Gambar 10. Pemasangan thermostat 
4.      Pemeriksaan dan Pengujian  Sistem Pendingin
Pemeriksaan dan pengujian dalam sistem pendingin adalah pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin. Untuk memeriksa kebocoran sistem pendingin diperlukan alat yang disebut “Radiator Cap Tester“. Alat tersebut disamping dipakai untuk memeriksa kebocoran pada sistem pendingin juga dapat digunakan untuk menentukan kondisi tutup radiator.
a.      Pemeriksaan tutup radiator dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1)     Melepas  tutup radiator, kemudian pasang tutup radiator pada radiator cap tester (alat uji tutup radiator). Untuk mencegah terjadinya bahaya panas, tidak diperkenankan membuka tutup radiator dalam keadaan mesin masih panas, karena cairan dan uap bertekanan akan menyembur keluar.
2)     Memeriksa tutup radiator dengan alat uji tutup radiator.  Lakukan pemompaan dan ukurlah tekanan pembukaan katup vakum.
    



                                                    Gambar 11.  Pemeriksaan tutup radiator
                        Tekanan pembukaan standar :
0,75 – 1,05 kg/cm2   (10,7 – 14,9 psi)
Tekanan pembukaan minimum : 0,6 kg/cm2   (8,5 psi)
Untuk pemeriksaan tutup raditor sebaiknya menggunakan pembacaan maksimum sebagai tekanan pembukaan. Apabila tekanan pembukaan kurang dari minimum, maka tutup radiator perlu diganti.
b.      Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1)     Isilah radiator dengan media pendingin, kemudian pasanglah radiator cap tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator seperti pada gambar 12.





Gambar 12.  Pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin
2)     Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm2   (17,1 psi), dan periksa bahwa tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada kebocoran pada sistem pendingin atau pada komponen sistem pendingin. Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran pada saluran pendingin, radiator, dan pompa air. Apabila tidak ditemukan kebocoran pada komponen tersebut, maka perlu diperiksa blok dan kepala.